Cari Blog Ini
Selasa, 26 Juni 2012
Tersingkir, Inggris Tumbal Blunder FA
VIVAbola - Setelah berkutat dengan masalah sejak sebelum keberangkatan ke Ukraina-Polandia, Inggris
akhirnya tersingkir di perempat final Kejuaraan Eropa 2012. Apakah The Three Lions tersingkir karena
kesalahan mereka sendiri?
Drama persiapan Inggris ke Ukraina-Polandia dimulai ketika Fabio Capello mengundurkan diri sebagai
pelatih Inggris pada 8 Februari 2012. Pelatih asal Italia itu memutuskan untuk mundur setelah kecewa
dengan keputusan Asosiasi Sepakbola Inggris (FA) yang mencopot ban kapten John Terry tanpa seizinnya.
Di sinilah blunder FA dimulai. Asosiasi sepakbola tertua di dunia itu kemudian menggantung jabatan pelatih
timnas Inggris. Banyak spekulasi yang mencuat, namun kandidat utama mengerucut ke Harry Redknapp
yang ketika itu masih menangani Tottenham Hotspur.
Setelah menggantung jabatan pelatih timnas Inggris, FA akhirnya mengumumkan pelatih baru St George
Cross pada 1 Mei 2012, atau tiga bulan sejak mundurnya Capello. Bukan Redknapp yang terpilih,
melainkan Roy Hodgson.
Hodgson pun kemudian dalam posisi serba salah. Mantan pelatih West Bromwich Albion tersebut hanya
punya waktu kurang dari satu bulan untuk mempersiapkan timnas Inggris berlaga di Kejuaraan Eropa,
turnamen yang dianggap lebih berat daripada Piala Dunia.
Terpilihnya Hodgson juga sempat dipertanyakan. Pasalnya, pelatih 64 tahun itu tidak pernah meraih sukses
di klub. Prestasi terbaik Hodgson adalah mengantarkan Inter Milan ke final Piala UEFA pada 1997, dan
Fulham menjadi runner-up Liga Europa pada 2010.
Hodgson kemudian membuat keputusan kontroversial pertamanya dengan mencoret bek Manchester United
Rio Ferdinand yang memiliki hubungan dengan John Terry. Permasalahan Inggris semakin klimaks setelah
mereka kehilangan sejumlah pemain andalan.
Kyle Walker, Gary Cahill, Chris Smalling, Jack Wilshere, Frank Lampard dan Gareth Barry tidak bisa
bermain karena cedera. Ditambah dengan absennya Wayne Rooney di dua laga awal grup, kekuatan Inggris
jauh berkurang.
Lunturnya "Kick and Rush"
Meski tanpa sejumlah pemain andalan, dengan Rooney baru bergabung di pertandingan ketiga, secara umum
permainan Inggris tidak mengecewakan. Namun, kita melihat tim Tiga Singa yang berbeda di bawah asuhan
Hodgson.
Ya, Inggris yang terkenal dengan permainan cepat "kick and rush", justru lebih fasih bertahan selama
Kejuaraan Eropa 2012. Berdasarkan statistik dari situs resmi UEFA, Inggris menjadi tim ketiga terburuk
dalam hal penguasan bola dengan rata-rata 28 menit (43 persen) sepanjang empat pertandingan.
Inggris juga menjadi salah satu tim dengan tendangan ke gawang terdikit. Dari 19 tendangan ke gawang,
juara dunia 1966 itu mencetak lima gol.
Inggris yang berbeda semakin nyata ketika menghadapi Italia. Hampir di sepanjang pertandingan Steven
Gerrard dan kawan-kawan bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik. Inggris terlihat lebih fasih
menerapkan catenaccio yang selama ini lebih melekat dengan Italia.
"Untuk waktu yang lama, ini pertandingan yang imbang dan menarik. Mereka (Italia) tidak terlalu menekan
kami di banyak kesempatan. Tapi, kami juga tidak mampu menguasai bola dengan baik," ujar Hodgson
mengomentari permainan Inggris saat melawan Italia.
Masa Depan Cerah
Pada akhirnya, Inggris tidak mampu keluar dari kutukan drama adu penalti. Kekalahan dari Italia lewat adu
penalti 2-4 (0-0) merupakan kegagalan keenam dari tujuh adu penalti yang sudah dijalani Inggris selama
tampil di Kejuaraan Eropa dan Piala Dunia.
Meski harus kembali tersingkir di babak perempat final, penampilan Inggris tetap mendapat pujian dari
masyarakat dan media lokal. Hodgson dianggap sukses mengeluarkan kemampuan terbaik para pemain
Inggris. Gerrard contohnya, yang dinilai untuk kali pertama tampil impresif di turnamen bergengsi.
Kecepatan yang dimiliki Theo Walcott bisa bermanfaat, Alex Oxlade-Chamberlain menjadi tumpuan masa
depan Inggris, John Terry dan Joleon Lescott tampil kokoh di lini belakang Inggris.
Media-media Inggris menilai Hodgson telah melakukan tugas yang cukup impresif mengingat persiapannya
yang sangat mepet. Terlebih Inggris tidak tersingkir secara memalukan seperti dilumat Jerman 1-4 pada
babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Inggris diyakini punya masa depan yang cerah di Piala Dunia 2014. Hodgson pun percaya diri The Three
Lions bisa berbicara banyak di Brasil dua tahun lagi.
"Saya senang dengan penampilan pemain, dan cara mereka merespon tuntutan mengenakan seragam Inggris.
Mereka kecewa tersingkir, tapi mereka telah menunjukkan bisa meraih hasil bagus di masa depan. Kami
punya pemain muda yang bagus, dan itu sangat penting," tegas Hodgson.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar