VIVAbola - Tak ada dalam sejarah perhelatan Euro atau Piala Eropa, sebuah negara
mampu mempertahankan gelar. Catatan sejarah yang memojokkan Spanyol itu kini akan
coba dipecahkan La Furia Roja di Polandia dan Ukraina.
Menilik catatan sejarah di perhelatan akbar negara-negara Benua Biru itu, tentu sangat
tidak tak 'memihak' Spanyol. Sebagai catatan, dari 12 juara bertahan sebelumnya, selalu
gagal mempertahankan gelar prestisius ini secara beruntun. Kini Spanyol akan mencoba
peruntungan menjadi negara pertama yang sukses mempertahankan gelar.
Berbicara peluang, tentu Iker Casillas dan kawan-kawan tetap berpeluang mencatat sejarah
baru. Terlebih, Spanyol saat ini tetap dianggap sebagai negara terkuat setelah menyandang
status juara Euro 2008 dan Piala Dunia 2010.
Berbagai kalangan tetap yakin Spanyol masih sulit dihadang dengan sederet pemain bintang
yang dimilikinya. Keyakinan itu juga datang dari kapten legendaris Belanda, Ruud Gullit. Ia
menilai Spanyol tetap menjadi tim paling difavoritkan untuk memenangkan Euro 2012
karena menilai Spanyol telah dianugerahi segudang pemain berkualitas.
"Spanyol masih menjadi favorit untuk memenangkan Euro 2012. Mereka mampu memainkan
sepakbola hebat dan banyak pemainnya memiliki kemampuan teknis yang luar biasa," kata
Ruud Gullit dilansir Marca.
"Setiap lawan pasti akan berusaha untuk mengalahkan Spanyol. Selain itu, para lawan juga
akan terus berupaya mencari cara untuk mengalahkan Spanyol," lanjut Gullit.
Rasa optimistis juga diperlihatkan para punggawa timnas Spanyol termasuk Xavi
Hernandez. Maestro lapangan tengah Spanyol ini menjadi orang yang paling antusias
menanggapi seputar peluang Tim Matador di Polandia dan Ukraina mendatang. Menurutnya,
skuad Spanyol kini siap tempur untuk mempertahankan gelar juara.
"Timnas Spanyol sekarang hidup di lingkungan yang lebih damai. Sebelumnya, orang-orang
tidak percaya pada kami. Di masa lalu, saya mendengar bahwa para pemain kami paling
bagus hanya sampai babak perempat final. Saat itu, saya melihat halaman depan di koran-
koran yang mengatakan bahwa para pendukung kami tidak percaya pada kami dan ini tentu
menyakitkan," kata Xavi dikutip FIFA.
Sebenarnya usaha mempertahankan gelar di ajang Euro atau Piala Eropa hampir dapat
dilakukan beberapa negara. Berstatus sebagai jawara Eropa 1960, Uni Soviet berpeluang
mempertahankan gelar setelah kembali masuk ke final di Piala Eropa 1964 yang digelar di
Spanyol.
Namun kutukan dimulai. Di partai puncak, negara yang kini telah terpecah-pecah itu harus
tumbang di tangan tuan rumah Spanyol dengan skor 2-1. Sempat tertinggal dari gol Jesus
Maria Pereda, Uni Soviet mampu menyamakan kedudukan lewat Galimzyan Khusainov.
Namun, gol Marcelino Martinez akhirnya mengubur harapan raksasa Eropa Timur itu.
Percobaan yang mendekati kenyataan berikutnya datang dari Jerman Barat yang saat itu
juga menjadi jawara di ajang Piala Dunia. Berstatus sebagai jawara Eropa 1972 di Belgia,
Jerman kembali masuk ke final empat tahun kemudian yang digelar di Yugoslavia.
Namun kutukan kembali berbicara lain. Pada partai puncak Jerman Barat yang saat itu
diperkuat Franz Beckenbauer harus kalah dalam drama adu penalti melawan Cekoslovakia.
Jerman akhirnya gagal menjadi negara pertama yang sukses mempertahankan Piala Eropa.
Lalu bagaimana dengan Spanyol? Xavi dan para punggawa Spanyol boleh pede dengan
kekuatan timnya untuk dapat menjadi negara pertama yang sukses mempertahankan gelar
di ajang Euro. Namun, mereka tetap pantas waspada mengingat Spanyol juga tak lepas dari
masalah.
Ancaman Rivalitas Madrid vs Barca
Isu perpecahan di skuad La Furia Roja telah ada sejak Real Madrid dan Barcelona menjadi
musuh bebuyutan di kompetisi domestik. Maklum, dua klub elit La Liga ini memang silih
berganti menjadi penyumbang pemain terbanyak di skuad La Furia Roja.
Di Euro 2012 kali ini, Madrid menyumbang 5 pemain yakni Iker Casillas, Xabi Alonso, Alvaro
Arbeloa, Sergio Ramos dan Raul Albiol. Sedangkan Barca menyumbang 7 pemain yakni
Victor Valdes, Gerard Pique, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Sergio Busquets, Pedro
Rodriguez dan Cesc Fabregas.
Isu tak sedap mengenai terganggunya harmonisasi tim selalu menjadi bumbu penyedap
persiapan Spanyol melakoni laga internasional. Termasuk saat Spanyol kini tengah fokus
memecahkan catatan sejarah di ajang Euro atau Piala Eropa.
Pelatih Vicente del Bosque boleh mengklaim tidak ada masalah dengan isu blok Madrid dan
blok Barca di dalam timnya. Begitu juga dengan beberapa pilar timnas yang mencoba
menutup-nutupi. Namun, rasa setimen yang dibumbui dengan sejarah permusuhan Spanyol
dan Catalan terkadang secara tiba-tiba muncul.
Hal itu kini terbukti. Tanpa alasan yang jelas, gelandang Barca yang menjadi maestro
lapangan tengah Spanyol justru mengeluarkan pernyataan yang yang dapat mengancam
keharmonisan La Furia Roja. Parahnya, pernyataan ini keluar beberapa hari sebelum
perhelatan Euro 2012 digelar.
Xavi dengan lantang mengkritik Real Madrid yang menjadi rival abadi klubnya, Barcelona.
Menurut gelandang 32 tahun ini, Madrid dinilai tidak menghormati Barcelona. Serangan Xavi
ini tentu dapat melukai rekan-rekannya di timnas Spanyol yang membawa bendera Madrid
macam Iker Casillas dan Xabi Alonso.
"Kami mengucapkan selamat kepada Real ketika mereka menang, karena itu adalah
olahraga. Kami sangat menghormati mereka, meskipun saya menilai kami tidak mendapat
balasan yang sama," kata Xavi kepada Canal+.
Isu rivalitas ini seakan melengkapi masalah Spanyol yang sebelumnya juga harus kehilangan
beberapa pemain kuncinya. Jauh-jauh hari, Spanyol telah dipastikan tak akan diperkuat
striker terbaiknya, David Villa yang mengalami cedera.
Kabar buruk dari Villa itu dilengkapi dengan cederanya bek veteran Barca, Carles Puyol yang
memaksa Del Bosque meninggalkannya. Nah, dengan adanya kerikil-kerikil kecil itu,
mampukah Spanyol membuat sejarah di pentas Euro 2012? Jawabannya akan terhampar
selama satu bulan ke depan.
Berikut Pencapaian Juara Bertahan di Piala Eropa periode berikutnya:
1964: Uni Soviet hanya menjadi runner up
1964: Uni Soviet hanya menjadi runner up
1968: Spanyol hanya mencapai perempat final
1972: Italia hanya mencapai perempatfinal
1976: Jerman Barat hanya menjadi runner up
1980: Cekoslovakia hanya menjadi juara ketiga
1984: Jerman Barat hanya mencapai fase grup
1988: Prancis tidak lolos
1992: Belanda hanya mencapai semifinal
1996: Denmark hanya mencapai fase grup
2000: Jerman hanya mencapai fase grup
2004: Prancis hanya mencapai perempatfinal
2008: Yunani hanya mencapai fase grup
Lalu bagaimana nasib jawara Piala Dunia di perhelatan Piala Eropa dua tahun
kemudian?:
1966/1968: Inggris hanya mencapai urutan ketiga
1966/1968: Inggris hanya mencapai urutan ketiga
1974/1976: Jerman Barat menjadi runner up
1982/1984: Italia tak lolos
1990/1992: Jerman menjadi runner up
1998/2000: Prancis sukses menyandingkan Piala Dunia dan Piala Eropa
2006/2008: Italia hanya mencapai perempatfinal
2010/2012: Spanyol???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar