Cari Blog Ini

Rabu, 23 Mei 2012

Tropy Champions Sudah, dan Sekarang Apa Abramovich?


Roman Abramovich
Atmosfer final Liga Champions masih kental terasa pada Minggu (20/5) pagi di Kota Munich.


Berpesta semalam suntuk merayakan kemenangan timnya, banyak suporter Chelsea terlihat mengenakan


sunglass, bukan hanya untuk melindungi mata dari matahari yang mulai bersinar terik, tapi juga menutupi

mata sembab akibat kurang tidur.


Tapi itu toh bukan masalah berarti mengingat pencapaian masif The Blues pada Sabtu malam, ketika mereka

untuk pertama kalinya sepanjang sejarah mengangkat trofi UCL.


Sementara fans Bayern Munich, yang masih merenung perihal hasil akhir yang mungkin saja berbeda, mulai

bersiap kembali ke kehidupan sehari-hari. Meski banyak wajah muram, tak sedikit pula yang secara sportif

mengucapkan selamat kepada pendukung Chelsea sembari mengucap janji pembalasan di pertemuan klub

mereka selanjutnya.


Imaji kesuksesan fenomenal Chelsea perlahan berpindah tempat. Trofi La Orejona alias Si Kuping Besar

dibawa pulang oleh sang jawara, dengan jadwal penerbangan tim kembali ke London di jam makan siang,

untuk pesta spesial di halaman rumah sendiri.


Menyambut pencapaian ini, Roman Abramovich pun tak kuasa menyembunyikan keceriaannya. Dengan


sunglass berwarna biru, sang pemilik klub bahkan terlihat bersenda-gurau di atas bus beratap terbuka yang

membawa Chelsea berparade di London Barat.


Pantaslah Abramovich melakukan itu. Dia telah mengeluarkan lebih dari £1 miliar selama sembilan tahun

kepemimpinan di Chelsea dalam upaya memburu titel yang laksana cawan suci buat klub Eropa.


Misi tercapai. Pekerjaan selesai. Lalu sekarang apa? Abramovich memang tampak seperti seorang miliarder

yang terpuaskan dalam 24 jam setelah kemenangan Chelsea di Allianz Arena, namun dia tak mungkin dapat

mengumpulkan kekayaan yang berlimpah jika punya sifat gampang puas.


Dengan demikian, trofi Liga Champions pertama dalam sejarah Chelsea akan lebih dipandang sebagai batu

loncatan menakjubkan ketimbang garis finis.


Isu-isu penting kini menanti para eksekutif di kekaisaran Roman. Sang manajer yang mengantar tim

menjuarai UCL dan Piala FA dalam periode tersukses bagi seorang caretaker sepanjang sejarah olahraga

pergi berlibur tanpa mengetahui apakah dia harus membuat persiapan untuk pramusim atau memberi tahu

agennya agar mulai mencarikan pekerjaan baru.


Kabar terakhir yang dilansir The Times menyatakan Abramovich siap memberikan kontrak selama satu

tahun buat pria Italia itu meski sang bos besar hingga saat ini masih kurang yakin dengan kapasitas RDM 

sebagai manajer top. Bagaimanapun, belum ada kata resmi soal keputusan ini.


Bila Roberto Di Matteo akhirnya tak dipermanenkan — kendati tampak amat konyol, tetap ada

kemungkinan untuk itu — maka sang pengganti sudah harus menempati posnya pada 9 Juli, ketika para

personel Chelsea non-Euro 2012 mulai kembali berlatih pascaliburan.


Pengisi lini depan tim untuk 2012/13 juga akan mendominasi pemikiran di kubu Stamford Bridge dalam

beberapa hari ke depan.


Dengan ketidakjelasan masa depan Didier Drogba, — kabar bahwa bomber Pantai Gading itu tak akan

memperpanjang kontrak disangkal agennya, Fernando Torres pun seolah melemparkan granat tangan bagi

rencana klub di musim panas.


Seakan tak menyadari kebrilianan Drogba dalam sepuluh pekan terakhir, termasuk menjadi bintang

kemenangan atas Bayern, dan performanya sendiri yang kebanyakan melempem sepanjang 16 bulan

berseragam di Chelsea, striker Spanyol itu menyatakan dia diperlakukan buruk oleh klub dan berniat

menggelar pembicaraan untuk menentukan masa depannya.


Sedangkan untuk para pemain senior lainnya, Frank Lampard dan John Terry akan tetap memainkan

peranan mayor musim depan, tetapi Florent Malouda, Paulo Ferreira, Jose Bosingwa, dan bahkan Michael

Essien tampaknya akan menyusul jejak Drogba menuju pintu keluar.


Terdapat pula situasi kontrak yang perlu diselesaikan terkait Daniel Sturridge dan Ashley Cole, di mana

keduanya hanya memiliki sisa ikatan kerja satu tahun lagi dengan The Blues.


Biar bagaimanapun, jajaran direksi tentu tak akan jemu mengupayakan perbaikan untuk klub. Para chief

akan tetap maju dengan rencana untuk merelokasi basis tim ke Battersea, serta memaksimalkan status baru

sebagai Raja Eropa untuk mengamankan kesepakatan komersial yang bernilai lebih tinggi dibanding

sebelumnya.


Setelah merasakan nikmatnya sampanye kesuksesan di level elite, Abramovich pun tak akan mau

menurunkan standarnya dan puas dengan sajian wine. Sang taipan Rusia pastinya akan menuntut sebuah

dinasti, yang kemungkinan besar membutuhkan pengeluaran lebih substansial lagi dari investasinya.


Keadaan ruang ganti tak harmonis yang diwarisi Di Matteo dari Andre Villas-Boas semestinya sudah

dicermati, tapi pencarian Abramovich untuk sepakbola fantasi tak akan berhenti. Ekspektasinya akan lebih

tertuju kepada brand sepakbola yang jauh lebih menarik mata ketimbang yang telah kita saksikan dalam

perjalanan Chelsea di babak-babak akhir Liga Champions musim ini. Menang memang menakjubkan. Tapi

menang dengan gaya? Itu akan menjadi mimpi lain yang ingin diwujudkan Abramovich.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar