VIVAbola - Setelah berkutat dengan masalah sejak
sebelum keberangkatan ke Ukraina-Polandia, Inggris
akhirnya tersingkir
di perempat final Kejuaraan Eropa 2012. Apakah The Three Lions
tersingkir karena
kesalahan mereka sendiri?
Drama persiapan
Inggris ke Ukraina-Polandia dimulai ketika Fabio Capello mengundurkan
diri sebagai
pelatih Inggris pada 8 Februari 2012. Pelatih asal Italia
itu memutuskan untuk mundur setelah kecewa
dengan keputusan Asosiasi
Sepakbola Inggris (FA) yang mencopot ban kapten John Terry tanpa
seizinnya.
Di sinilah blunder FA dimulai. Asosiasi sepakbola
tertua di dunia itu kemudian menggantung jabatan pelatih
timnas Inggris.
Banyak spekulasi yang mencuat, namun kandidat utama mengerucut ke Harry
Redknapp
yang ketika itu masih menangani Tottenham Hotspur.
Setelah
menggantung jabatan pelatih timnas Inggris, FA akhirnya mengumumkan
pelatih baru St George
Cross pada 1 Mei 2012, atau tiga bulan sejak
mundurnya Capello. Bukan Redknapp yang terpilih,
melainkan Roy Hodgson.
Hodgson
pun kemudian dalam posisi serba salah. Mantan pelatih West Bromwich
Albion tersebut hanya
punya waktu kurang dari satu bulan untuk
mempersiapkan timnas Inggris berlaga di Kejuaraan Eropa,
turnamen yang
dianggap lebih berat daripada Piala Dunia.
Terpilihnya Hodgson
juga sempat dipertanyakan. Pasalnya, pelatih 64 tahun itu tidak pernah
meraih sukses
di klub. Prestasi terbaik Hodgson adalah mengantarkan
Inter Milan ke final Piala UEFA pada 1997, dan
Fulham menjadi runner-up
Liga Europa pada 2010.
Hodgson kemudian membuat keputusan
kontroversial pertamanya dengan mencoret bek Manchester United
Rio
Ferdinand yang memiliki hubungan dengan John Terry. Permasalahan Inggris
semakin klimaks setelah
mereka kehilangan sejumlah pemain andalan.
Kyle
Walker, Gary Cahill, Chris Smalling, Jack Wilshere, Frank Lampard dan
Gareth Barry tidak bisa
bermain karena cedera. Ditambah dengan absennya
Wayne Rooney di dua laga awal grup, kekuatan Inggris
jauh berkurang.
Lunturnya "Kick and Rush"Meski
tanpa sejumlah pemain andalan, dengan Rooney baru bergabung di
pertandingan ketiga, secara umum
permainan Inggris tidak mengecewakan.
Namun, kita melihat tim Tiga Singa yang berbeda di bawah asuhan
Hodgson.
Ya,
Inggris yang terkenal dengan permainan cepat "kick and rush", justru
lebih fasih bertahan selama
Kejuaraan Eropa 2012. Berdasarkan statistik
dari situs resmi UEFA, Inggris menjadi tim ketiga terburuk
dalam hal
penguasan bola dengan rata-rata 28 menit (43 persen) sepanjang empat
pertandingan.
Inggris juga menjadi salah satu tim dengan
tendangan ke gawang terdikit. Dari 19 tendangan ke gawang,
juara dunia
1966 itu mencetak lima gol.
Inggris yang berbeda semakin nyata
ketika menghadapi Italia. Hampir di sepanjang pertandingan Steven
Gerrard dan kawan-kawan bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik.
Inggris terlihat lebih fasih
menerapkan catenaccio yang selama ini lebih
melekat dengan Italia.
"Untuk waktu yang lama, ini pertandingan
yang imbang dan menarik. Mereka (Italia) tidak terlalu menekan
kami di
banyak kesempatan. Tapi, kami juga tidak mampu menguasai bola dengan
baik," ujar Hodgson
mengomentari permainan Inggris saat melawan Italia.
Masa Depan Cerah
Pada
akhirnya, Inggris tidak mampu keluar dari kutukan drama adu penalti.
Kekalahan dari Italia lewat adu
penalti 2-4 (0-0) merupakan kegagalan
keenam dari tujuh adu penalti yang sudah dijalani Inggris selama
tampil
di Kejuaraan Eropa dan Piala Dunia.
Meski harus kembali
tersingkir di babak perempat final, penampilan Inggris tetap mendapat
pujian dari
masyarakat dan media lokal. Hodgson dianggap sukses
mengeluarkan kemampuan terbaik para pemain
Inggris. Gerrard contohnya,
yang dinilai untuk kali pertama tampil impresif di turnamen bergengsi.
Kecepatan
yang dimiliki Theo Walcott bisa bermanfaat, Alex Oxlade-Chamberlain
menjadi tumpuan masa
depan Inggris, John Terry dan Joleon Lescott tampil
kokoh di lini belakang Inggris.
Media-media Inggris menilai
Hodgson telah melakukan tugas yang cukup impresif mengingat persiapannya
yang sangat mepet. Terlebih Inggris tidak tersingkir secara memalukan
seperti dilumat Jerman 1-4 pada
babak 16 besar Piala Dunia 2010.
Inggris
diyakini punya masa depan yang cerah di Piala Dunia 2014. Hodgson pun
percaya diri The Three
Lions bisa berbicara banyak di Brasil dua tahun
lagi.
"Saya senang dengan penampilan pemain, dan cara mereka
merespon tuntutan mengenakan seragam Inggris.
Mereka kecewa tersingkir,
tapi mereka telah menunjukkan bisa meraih hasil bagus di masa depan.
Kami
punya pemain muda yang bagus, dan itu sangat penting," tegas
Hodgson.